28 February 2009

In The Middle of The Night

hello friends.. ^^ how are you today? hope you have a blessing day :)
wow 7 minute again from now is 00:00
today i want to share you 2 video-musics, 1 is the Korean version and the other is Chinese version.
Here it is ^^.........


and here it is the Chinese version...


although the song is same, but the video and the meaning of Korean and Chinese version's lyric is different ^^

and this is the Chinese version lyrics:
by Jill Xu

Mei You Ni De Mei Yi Tian

Hui jia de lu zong shi hen yuan, hua shao de hen ke lian
Yi ge ren de wan can, dou shi gu dan de zi wei
Kan jian shen bian chong fu shang yan, shu yu wo men de hua mian
Xuan ze tao bi de yan, ze me hai shi hui liu lei

*
Ai zhe ni de mei yi tian, ni jiu shi wo de shi jie
Na shi hou hai yi wei wo, jiu ai zhe yi bian
Mei you ni de mei yi tian, kuai le li wo hao yao yuan
Xin yi sui ni zou le, hai neng yong shen me gan jue

Wo she bu de zheng kai yan jing, hai pa shen bian mei you ni
Ye xu zai meng jing li, shi wo men zui jing de ju li
xiang nian ni wen re de shou xin, leng feng li ba wo wo jin
Dang dong tian you lai lin, zhe wen du gai ze me yan xu

Repeat *

Spoken
Hey it's me
You know it's rainin' outside right now
Remember back in the days, when we use to run around in the rain
and just get wet like that, that was back in the days
You know, leaving you was the toughest thing I had to do
It's not what I want, I know we'll meet again
I miss you, goodbye

Xie xie ni ceng jing ai guo wo, gei wo zui mei de jing guo
Dan sheng ming zui ai bei guo duo, wei lai de lu gai ze me zou

Repeat *

Mei you ni de mei yi tian, kuai le li wo hao yao yuan
Xin yi sui ni zou le, hai neng yong shen me gan jue

i hope you can enjoy it ^^ because this is one of my favorite song :D
okay have a great day.. good morning all :P hoaamm so sleepy.. i better sleep. buh bye Gbu

o yes, the last one.. i want to say sorry if my English not very well, i hope you want to tell me if you get the words, grammars or anything in this post are wrong :D so i can change it.. ha ha ha
thank a lot ^^

26 February 2009

Tahu kah anda???


Merokok dapat mengurangi massa tulang ,
terganggunya system hormonal terutama Estrogen pada Wanita sehingga menyebabkan Menopause dini

Ternyata dari hasil penelitian bahwa makan terlalu banyak Protein dan garam dapat mengakibatkan penipisan kalsium pada tulang

Kopi, teh, minuman soda ternyata dapat menyebabkan tubuh kehilangan banyak kandungan kalsium dibandingkan dengan orang - orang yang jarang minum kopi, teh atau minuman soda...

Obat yang dianggap sebagai obat dewa yaitu kortison ternyata dapat menyebabkan keropos tulang atau yang dikenal dengan Osteoporosis dan memperlambat pertumbuhan tulang

Lidah kita mempunyai kurang lebih 10.000 indra perasa untuk mencicipi masakan yang sedaaap ....!!

Kebiasaan minum Alkohol sangat tidak ada faedahnya, karena dapat menjadi ketagihan, merusak sel Hati / lever sehingga dapat menyebabkan sirosis Hati dan juga osteoporosis dini...wah..!

Serangan Jantung ternyata paling banyak pada pagi hari, yaitu pada saat tekanan darah meningkat dan paling banyak terjadi pada hari SENIN PAGI karena STRESS harus kerja setelah berakhir pekan..!

Sarapan Pagi ternyata sangat penting karena ternyata Metabolisme bekerja 20 % lebih cepat dan secara bertahap makin menurun hingga malam,,,!

Manusia dan jerapah memiliki jumlah tulang yang sama di lehernya?

Sementara leher mereka jauh lebih panjang dari kita, yah?


96 persen mahluk hidup di Bumi tidak memiliki tulang belakang.

Tapi mereka yang memiliki tulang belakang memiliki banyak persamaan: tengkorak yang mengelilingi otak, tulang rusuk untuk melindungi jantung dan tulang rahang atau tulang mulut


Mulut kita ternyata dalam satu hari dapat menghasilkan air liur sebanyak satu (1) liter.

Percaya nggak...?!




source: theworldcare

25 February 2009

The Secret Ears

Author: Unknown

“Can I see my baby?” the happy new mother asked. When the bundle was nestled in her arms and she moved the fold of cloth to look upon his tiny face, she gasped.

The doctor turned quickly and looked out the tall hospital window. The baby had been born without ears. Time proved that the baby’s hearing was perfect. It was only his appearance that was marred.

When he rushed home from school one day and flung himself into his mother’s arms, she sighed, knowing that his life was to be a succession of heartbreaks.

He blurted out the tragedy. “A boy, a big boy… called me a freak.”

He grew up, handsome for his misfortune. A favorite with his fellow students, he might have been class president, but for that. He developed a gift, a talent for literature and music.

“But, you might mingle with other young people,” his mother reproved him, but felt a kindness in her heart.

The boy’s father had a session with the family physician. Could nothing be done?

“I believe I could graft on a pair of outer ears, if they could be procured,” the doctor decided.

Whereupon, the search began for a person who would make such a sacrifice for a young man. Two years went by.

Then his father said, “You are going to the hospital, son. Mother and I have someone who will donate the ears you need. But, it’s a secret who it is.”

The operation was a brilliant success, and a new person emerged. His talents blossomed into genius, and school and college became a series of triumphs. Later, he married and entered the diplomatic service.

“But, I must know!” He urged his father, “Who gave so much for me? I could never do enough for him.”

“I do not believe you could,” said the father, “but, the agreement was that you are not to know… not yet.

The years kept their profound secret, but the day did come. It was one of the darkest days that ever pass through a son. He stood with his father over his mother’s casket. Slowly, tenderly, the father stretched forth a hand and raised the thick, reddish-brown hair to reveal that the mother had no outer ears.

“Mother said she was glad she never let her hair be cut,” he whispered gently, “and nobody ever thought mother less beautiful, did they?”

Real beauty lies not in the physical appearance, but in the heart. Real treasure lies not in what can be seen, but in what cannot be seen. Real love lies not in what is done and known, but in what is done and not known.


source: heart n' soul

24 February 2009

Humor : FIRMAN TUHAN

Seorang guru Sekolah Minggu bertanya kepada murid-muridnya, "Apakah firman Tuhan yang saya ajarkan selama ini sudah dimengerti semua?"

Murid-murid menjawab, "Sudah, Bu guru!"

Lalu Ibu Guru melanjutkan, "Kalau begitu, minggu depan kalian akan dites oleh Kepala Pendeta. Apakah sudah siaaaap?"


Murid-murid menjawab, "Siaaap Bu Guru!"


Maka minggu berikutnya Kepala Pendeta datang ke kelas dan berkata kepada si Ibu Guru, "Bu, hari ini merupakan evaluasi pelajaran firman Tuhan yang selama ini Ibu ajarkan. Saya akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada murid-murid".


Si Ibu Guru menjawab (dengan berharap si Kepala Pendeta memujinya),"Bapak bisa lihat sendiri kalau murid-murid saya pandai-pandai semuanya".


Kemudian Kepala Pendeta bertanya kepada murid-murid, "Apakah kita boleh mencuri?"


Murid-murid menjawab, "Tidak boleh, Pak, sebab dilarang di dalam Hukum Taurat!"


Si Ibu Guru senyum-senyum senang.


Lalu si Kepala Pendeta melanjutkan, "Apakah kita boleh membunuh?"


Murid-murid menjawab, "Tidak boleh Pak, sebab itu juga dilarang didalam Hukum Taurat!"


Si Ibu Guru semakin bersemangat tersenyum.


Kepala Pendeta semakin penasaran dan bertanya lagi, "Nah, sekarang kalau kalian punya kucing di rumah lalu buntutnya kalian potong, berdosa nggak kalian?"


Mendapat pertanyaan seperti itu, murid-muridnya berpikir keras karena buntut kucing yang dipotong bukan berarti mencuri dan kucingnya tidak mati berarti tidak membunuh. Kelas menjadi hening ...Tiba-tiba salah satu murid berdiri dan menjawab dengan suara nyaring,"Berdosa, Pak!"


Si Kepala Pendeta bertanya, "Kenapa menurut kamu berdosa?"


Si murid menjawab, "Sebab di dalam Matius 19:6 tertulis, 'Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Sebab apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia'!"


diambil dari: renungan-harian-kita.blogspot.com

BEBAN BERAT

"Mengapa bebanku berat sekali?" aku berpikir sambil membanting pintu kamarku dan bersender. "Tidak adakah istirahat dari ini?" Aku menghempaskan badanku ke ranjang, menutupi telingaku dengan bantal.
"Ya Tuhan," aku menangis, "biarkan aku tidur. Biarkan aku tidur dan tidak pernah bangun kembali!"

Dengan tersedu-sedu, aku mencoba untuk meyakinkan diriku untuk melupakan, tiba-tiba gelap mulai menguasai pandanganku. Lalu, suatu cahaya yang sangat bersinar mengelilingiku ketika aku mulai sadar. Aku memusatkan perhatianku pada sumber cahaya itu. Sesosok pria berdiri di depan salib.

"Anakku," orang itu bertanya, "mengapa engkau datang kepadaKu sebelum Aku siap memanggilmu?"

"Tuhan, aku mohon ampun. Ini karena... aku tidak bisa melanjutkannya. Kau lihat betapa berat hidupku. Lihat beban berat di punggungku. Aku bahkan tidak bisa mengangkatnya lagi."

"Tetapi, bukankah Aku pernah bersabda kepadamu untuk datang kepadaku semua yang letih lesu dan berbeban berat, karena Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."

"Aku tahu Engkau pasti akan mengatakan hal itu. Tetapi kenapa bebanku begitu berat?"

"AnakKu, setiap orang di dunia memiliki beban. Mungkin kau ingin mencoba salib yang lain?"

"Aku bisa melakukan hal itu?"

Ia menunjuk beberapa salib yang berada di depan kakiNya. "Kau bisa mencoba semua ini."

Semua salib itu berukuran sama. Tetapi setiap salib tertera nama orang yang memikulnya.

"Itu punya Joan," kataku. Joan menikah dengan seorang kaya raya. Ia tinggal di lingkungan yang nyaman dan memiliki 3 anak perempuan yang cantik dengan pakaian yang bagus-bagus. Kadang kala ia menyetir sendiri ke gereja dengan mobil Cadillac suaminya kalau mobilnya rusak.
"Umm, aku coba punya Joan." Sepertinya hidupnya tenang-tenang saja. Seberat apa beban yang Joan panggul? pikirku.

Tuhan melepaskan bebanku dan meletakkan beban Joan di pundakku. Aku langsung terjatuh seketika.
"Lepaskan beban ini!" teriakku. "Apa yang menyebabkan beban ini sangat berat?"

"Lihat ke dalamnya."

Aku membuka ikatan beban itu dan membukanya. Di dalamnya terdapat gambaran ibu mertua Joan, dan ketika aku mengangkatnya, ibu mertua Joan mulai berbicara, "Joan, kau tidak pantas untuk anakku, tidak akan pernah pantas. Ia tidak seharusnya menikah denganmu. Kau adalah wanita yang terburuk untuk cucu-cucuku..."

Aku segera meletakkan gambaran itu dan mengangkat gambaran yang lain. Itu adalah Donna, adik terkecil Joan. Kepala Donna dibalut sejak operasi epilepsi yang gagal itu.
Gambaran yang ketiga adalah adik laki-laki Joan. Ia kecanduan narkoba, telah dijatuhi hukuman karena membunuh seorang perwira polisi.

"Aku tahu sekarang mengapa bebannya sangat berat, Tuhan. Tetapi ia selalu tersenyum dan suka menolong orang lain. Aku tidak menyadarinya..."

"Apakah kau ingin mencoba yang lain?" tanya Tuhan dengan pelan.

Aku mencoba beberapa. Beban Paula terasa sangat berat juga : Ia memelihara 4 orang anak laki-laki tanpa suami. Debra punya juga demikian : masa kecilnya yang dinodai olah penganiayaan seksual dan menikah karena paksaan. Ketika aku melihat beban Ruth, aku tidak ingin mencobanya. Aku tahu di dalamnya ada penyakit Arthritis, usia lanjut, dan tuntutan bekerja penuh sementara suami tercintanya berada di Panti Jompo.

"Beban mereka semua sangat berat, Tuhan" kataku. "Kembalikan bebanku"

Ketika aku mulai memasang bebanku kembali, aku merasa bebanku lebih ringan dibandingkan yang lain.
"Mari kita lihat ke dalamnya," Tuhan berkata.

Aku menolak, menggenggam bebanku erat-erat. "Itu bukan ide yang baik," jawabku,

"Mengapa?"

"Karena banyak sampah di dalamnya."

"Biar Aku lihat"

Suara Tuhan yang lemah lembut membuatku luluh. Aku membuka bebanku.

Ia mengambil satu buah batu bata dari dalam bebanku. "Katakan kepadaKu mengenai hal ini."

"Tuhan, Engkau tahu itu. Itu adalah uang. Aku tahu kalau kami tidak semenderita seperti orang lain di beberapa negara atau seperti tuna wisma di sini. Tetapi kami tidak memiliki asuransi, dan

ketika anak-anak sakit, kami tidak selalu bisa membawa mereka ke dokter. Mereka bahkan belum pernah pergi ke dokter gigi. Dan aku sedih untuk memberikan mereka pakaian bekas."

"AnakKu, Aku selalu memberikan kebutuhanmu.... dan semua anak-anakmu. Aku selalu memberikan mereka badan yang sehat. Aku mengajari mereka bahwa pakaian mewah tidak membuat seorang berharga di mataKu."

Kemudian ia mengambil sebuah gambaran seorang anak laki-laki. "Dan yang ini?" tanya Tuhan.

"Andrew..." aku menundukkan kepala, merasa malu untuk menyebut anakku sebagai sebuah beban.

"Tetapi, Tuhan, ia sangat hiperaktif. Ia tidak bisa diam seperti yang lain, ia bahkan membuatku sangat kelelahan. Ia selalu terluka, dan orang lain yang membalutnya berpikir akulah yang menganiayanya. Aku berteriak kepadanya selalu. Mungkin suatu saat aku benar-benar menyakitinya..."

"AnakKu," Tuhan berkata. "jika kau percayakan kepadaKu, aku akan memperbaharui kekuatanmu, dan jika engkau mengijinkan Aku untuk mengisimu dengan Roh Kudus, aku akan memberikan engkau kesabaran."

Kemudian Ia mengambil beberapa kerikil dari bebanku.

"Ya, Tuhan.." aku berkata sambil menarik nafas panjang.

"Kerikil-kerikil itu memang kecil. Tetapi semua itu adalah penting. Aku membenci rambutku. Rambutku tipis, dan aku tidak bis membuatnya kelihatan bagus. Aku tidak mampu untuk pergi ke salon. Aku kegemukan dan tidak bisa menjalankan diet. Aku benci semua pakaianku. Aku benci penampilanku!"

"AnakKu, orang memang melihat engkau dari penampilan luar, tetapi Aku melihat jauh sampai ke dalamnya hatimu. Dengan Roh Kudus, kau akan memperoleh pengendalian diri untuk menurunkan berat badanmu. Tetapi keindahanmu tidak harus datang dari luar. Bahkan, seharusnya berasal dari dalam hatimu, kecantikan diri yang tidak akan pernah hilang dimakan waktu.

Itulah yang berharga di mataKu."

Bebanku sekarang tampaknya lebih ringan dari sebelumnya. "Aku pikir aku bisa menghadapinya sekarang," kataku,

"Yang terakhir, berikan kepadaKu batu bata yang terakhir." kata Tuhan.

"Oh, Engkau tidak perlu mengambilnya. Aku bisa mengatasinya."

"AnakKu, berikan kepadaKu." Kembali suaraNya membuatku luluh. Ia mengulurkan tangaNya, dan untuk pertama kalinya Aku melihat lukaNya.

"Tetapi Tuhan, bebanku ini kotor dan mengerikan, jadi Tuhan....Bagaimana dengan tanganMu? TanganMu penuh dengan luka!!"

Aku tidak lagi memperhatikan bebanku, aku melihat wajahNya untuk pertama kalinya. Dan pada dahiNya, kulihat luka yang sangat dalam... tampaknya seseorang telah menekan mahkota duri terlalu dalam ke dagingNya.

"Tuhan," aku berbisik. "Apa yang terjadi dengan Engkau?"

MataNya yang penuh kasih menyentuh kalbuku.

"AnakKu, kau tahu itu. Berikan kepadaku bebanmu. Itu adalah milikKu. Aku telah membelinya."

"Bagaimana?"

"Dengan darahKu"

"Tetapi kenapa Tuhan?"

"Karena aku telah mencintaimu dengan cinta abadi, yang tak akan punah dengan waktu. Berikan kepadaKu."

Aku memberikan bebanku yang kotor dan mengerikan itu ke tanganNya yang terluka. Beban itu penuh dengan kotoran dan iblis dalam kehidupanku : kesombongan, egois, depresi yang terus-menerus menyiksaku. Kemudian Ia mengambil salibku kemudian menghempaskan salib itu ke kolam yang berisi dengan darahNya yang kudus. Percikan yang ditimbulkan oleh salib itu luar biasa besarnya.

"Sekarang anakKu, kau harus kembali. Aku akan bersamamu selalu. Ketika kau berada dalam masalah, panggillah Aku dan Aku akan membantumu dan menunjukkan hal-hal yang tidak bisa kau bayangkan sekarang."

"Ya, Tuhan, aku akan memanggilMu."

Aku mengambil kembali bebanku.

"Kau boleh meninggalkannya di sini jika engkau mau. Kau lihat beban-beban itu? Mereka adalah kepunyaan orang-orang yang telah meninggalkannya di kakiKu, yaitu Joan, Paula, Debra, Ruth... Ketika kau meninggalkan bebanMu di sini, aku akan menggendongnya bersamamu. Ingat, kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."

Seketika aku meletakkan bebanku, cahaya itu mulai menghilang. Namun, masih kudengar suaraNya berbisik, "Aku tidak akan meninggalkanmu, atau melepaskanmu."

Saat itu, aku merasakan damai sekali di hatiku.

have a nice day ^^ Jesus love you, very much...



diambil dari: renungan-harian-kita.blogspot.com



Best regards,